Cerita dari Rumah

 

Kalau bicara soal “konten” apa yang terbayang di benak kamu gaes?


Yap! Pasti hal yang pertama terbayang adalah bikin video YouTube, TikTok, maupun Instagram. Tapi sebenarnya ngonten bukan hanya soal bikin dan upload video aja lho.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konten memilki arti yang luas, yaitu: informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik.


Jika merujuk pada definisi konten dari KBBI di atas, makna konten sendiri luas banget ya. Tak hanya berupa video, konten juga bisa berupa tulisan (artikel, essay dan sebagainya), gambar, suara (podcast), video, infografis, dan apapun yang bisa disebarkan dan diakses menggunakan internet.

 

Nah! oleh karena makna konten yang luas, maka sebenarnya siapapun memiliki peluang untuk menjadi content creator. Siapapun juga bisa ngonten dan sharing hal bermanfaat dengan jangkauan yang lebih luas. Jadi, yuk semangat ngonten!

 

Ingin Jadi Content Creator? Cek Dulu To Do List-nya Disini


Anak jaman sekarang kalau ditanya apa cita-citanya, jawabannya: mau jadi YouTuber.


Sama. Buibu maupun pak-bapak juga gak sedikit yang mulai mencoba berkarir sebagai YouTuber. Di platform lainnya, banyak orang yang ingin menjadi selebgram, seleb tiktok atau secara umum ingin jadi influencer. Tapi apa bisa?


Hal yang pertama kita lakukan adalah menanyakan pada diri sendiri tentang tujuan kita dalam membuat konten. Secara spesifik konten dapat dibedakan berdasarkan tujuan pembuatannya, diantara lain konten yang bertujuan menghibur,memberi informasi, inspirasi dan motivasi, maupun edukasi.


Yang lebih penting bukanlah membuat konten yang viral, tapi kontennya yang positif dan dapat dipertanggungjawabkan. Sangat disayangkan jika content creator hanya bertujuan meningkatkan jumlah viewers dan engagement saja, tapi dari segi isinya malah memberikan efek yang negative bagi penontonnya.


Setelah menentukan tujuan yang jelas, sekarang saatnya melihat pada diri sendiri, potensi apa saja yang kita miliki dan juga jenis konten seperti apa yang mungkin untuk kita gunakan pada tahap awal menjadi content creator.


Ketiga, gunakan Internet Provider yang nggak bikin kamu bete dan males ngonten. Karena aktivitas content creator memang perlu jaringan internet yang stabil dan lancar seperti layanan IndiHome dari Telkom Indonesia, BUMN yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi dan teknologi.

 

Berikutnya hal-hal yang perlu dilakukan adalah:


1. Membuat Content Planner


Content Planner adalah rancangan atau rencana konten yang akan dibuat dalam kurun waktu tertentu. Disini juga ditentukan frekuensinya, apakah 1 atau 2 konten perpekan, atau bahkan bisa lebh dari itu. Perencanaan ini memudahkan kita agar tidak banyak waktu yang terbuang untuk memikirkan tema apa yang mau diangkat setiap waktu.


2. Menentukan waktu Khusus untuk Upgrade Skill dan Membuat Konten


Membuat konten bukan dilakukan di waktu luang, tapi mengalokasikan waktu khusus untuk melakukannya. Ini akan membantu kita untuk lebih konsisten dalam berkarya. Selain itu kita juga perlu meningkatkan kemampuan diri agar konten yang kita buat semakin berkualitas.


3. Bergabung dengan Komunitas


Bergabung dengan komunitas bisa membawa banyak manfaat untuk diri kita, diantaranya adalah jaringan pergaulan yang semakin luas, akses informasi serta kesempatan pengembangan diri yang semakin terbuka lebar.


4. Komitmen dan Konsisten dalam Berkarya


Berkarir dalam bidang apapun komitmen dan konsistensi adalah kunci penting untuk bisa bertahan dan berkembang. Langkah-langkah sebelumnya yang telah dibahas di atas bisa digunakan untuk membuat sistem yang baik untuk menjaga serta membangun komitmen dan konsistensi.


5. Menjaga Etika dan Profesionalitas


6. Melakukan Riset Mendalam


7. Mengambil Data dari Sumber Terpercaya 


Tiga poin terakhir di atas penting untuk dilakukan untuk menjadi content creator yang profesional dan bertanggung jawab atas konten yang dibagikan.


Penutup

Demikian sedikit sharing dari saya, juga sebagai pengingat diri untuk bisa lebih baik lagi ke depannya agar bisa menjadi content creator yang profesional dan bertanggung jawab.

“Ummi, kakak juga mau diajari buat yang seperti itu” celoteh anak sulungku ketika melihat ibunya sedang berselancar menggunakan internet, membuat infografis, atau pun ketika editing foto serta video.


Wah zaman sudah jauh berbeda!


Satu dekade lalu anak-anak belum terlalu mengenal teknologi dan media digital, namun dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, generasi anak-anak saat ini, generasi Alpha menjadi sangat erat dengan teknologi. Bahkan dapat dikatakan mereka tidak pernah mengenal hidup tanpa teknologi. 


Jika generasi bapak ibunya dulu belum bisa membayangkan bahwa kehidupan ke depannya akan sserba canggih, sebaliknya, generasi Alpha pun tidak akan mampu membayangkan kehidupan di masa sebelumnya yang bisa berjalan dengan teknologi yang tidak sekeren sekarang.


Sekilas tentang Generasi Alpha


Generasi Alpha adalah generasi yang lahir pada rentang waktu tahun 2010 sampai 2025. Mereka begitu akrab dengan kemajuan teknologi. Tak heran pada usia yang masih dini sekalipun, anak-anak generasi Alpha sudah piawai mengoperasikan gawai serta berbagai piranti lainnya. Mereka terlahir dari para milenial yang kini sudah menjalani peran sebagai orang tua.


Tumbuh pada masa awal perkembangan teknologi membuat orang tua masa kini melek dengan kemajuan teknologi yang ada dan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan pekerjaan. Begitulah sehingga generasi Alpha teramat akrab dengan kehidupan digital dan kemajuan teknologi.


Dengan perkembangan teknologi seperti saat ini, tak heran jika keinginan serta kebutuhan mereka akan informasi digital begitu tinggi. Melalui kemudahan akses informasi maka akan tumbuh pula minat dalam salah satu bidang. Selain itu muncul pula keinginan untuk berbagi serta berkontribusi dengan memanfaatkan teknologi dan dunia digital.


Jadi Content Creator Jangan Sampai Lupakan 3 Hal Penting Ini 


Dengan berbagai konten yang mudah diakses di berbagai platform media sosial, tidak dipungkiri akan membawa banyak pengaruh baik pengaruh positif maupun negatif. Itu pula yang saya rasakan saat ini. Sebagai orang tua tentu kita harus membimbing serta mendampingi agar anak tidak terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik. Namun di sisi lain kita juga harus bijak dalam memanfaatkan hal tersebut agar bisa memberikan pengalaman serta memaksimalkan potensi ananda.


Dilahirkan dan tumbuh dalam era teknologi modern, membentuk beberapa karakter khusus bagi para generasi Alpha diantaranya cara berpikir terbuka serta keinginan kuat untuk melakukan inovasi. Selain itu anak-anak yang dilahirkan pada masa 2010 sampai 2025 ini pun memilki jiwa pembelajar mandiri.


Menghalangi atau membatasi anak tanpa memberikan pemahaman akan membuat mereka semakin penasaran. Jiwa pembelajar mandiri yang mereka miliki dan kemudahan akses internet seperti saat ini mendukung mereka untuk mencari tahu apapun yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuannya.


Jika tak ingin anak menikmati dan membuat konten tidak berfaedah  ada baiknya para orang tua membuat aturan yang jelas serta memberikan pendampingan bagi anak-anak. Ada 3 hal yang penting untuk ditanamkan pada anak sebelum membekali anak dengan skill teknis dalam membuat konten. 3 hal tersebut adalah:

-                Tanamkan nilai-nilai keagamaan dan moral dalam keluarga

-                Biasakan anak memiliki jadwal yang teratur agar memiliki manajemen waktu yang baik

-                 Ajari anak untuk mencari sumber informasi yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan agar terhindar dari kebiasaan menyebarkan hoax.

    

       Hal lain yang tidak kalah penting adalah selalu gunakan Internet Provider yang berkualitas, karena  jaringan Internet yang buruk akan membuat mood tidak baik serta membuat penggunanya impulsif dan bisa terjebak pada hiburan yang membawa efek negatif. Untuk itu kami memerlukan koneksi Internet yang lancar dan aman.


       Dengan kebutuhan kami yang cukup tinggi dalam mengakses Internet, ditambah lagi aktivitas saya dan anak-anak yang menjalani sekolah rumah yang memang paling banyak dilakukan di rumah, maka mencari Internet Provider yang berkualitas dan terpercaya sudah menjadi kebutuhan yang mendesak.


       Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk menggunakan IndiHome untuk mendukung aktivitas kami. Kami pun sudah sepakat untuk memanfaatkan fasilitas Internet cepat dari Telkom Indonesia ini untuk tujuan pembelajaran bagi seluruh anggota keluarga. Dan Alhamdulillah selama ini tidak ada kendala dalam masalah jaringan dan kestabilan, sehingga kami bisa menggunakan fasilitas ini dengan sebaik mungkin dan dengan bertanggung jawab.

 

  Selain 3 hal penting di atas, orang tua juga bisa membantu anak dengan mempersiapkan alat pendukung dan melatih kemampuan anak. Namun yang pertama kali perlu ditanyakan adalah, media apa yang akan mereka pilih. Selanjutnya orang tua bisa membuat daftar kebutuhan serta tahapan pelatihan yang akan diberikan kepada ananda.


So, sekian dulu tulisan kali ini. Semoga membawa kebaikan bagi pembaca dan juga bagi saya pribadi.