Pada blogpost kali ini saya akan memberikan ulasan novel Kupilih
Jalan Terindah Hidupku karya Ernawati Nadhifa. Semoga buku ini bisa menjadi
salah satu buku yang masuk ke daftar bacaan kamu ya...
Puasa Beli Buku
Sudah cukup lama saya tidak membaca novel karya penulis
Indonesia. Namun awal tahun ini tiba-tiba saya mendapat kiriman buku yang
diantar oleh kurir. Saya bertanya-tanya buku apa ini? Padahal saya sedang tidak
membeli buku. Ternyata ini adalah hadiah dari ketua kelas Kelas Literasi Ibu
Profesional atau KLIP.
Seperti biasa, saya selalu merasa sangat bahagia ketika
membuka paket, terlebih jika isinya buku. Entahlah, melepas segel buku seakan
menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya. Ditambah lagi aroma kertas baru khas
dari buku yang baru saja dilepas segelnya. Nagih!
Sudah lama saya tidak membeli buku. Ya nggak lama-lama juga
sih mungkin sekitar satu atau dua bulan hehehe.... Saya pikir masih banyak buku
yang perlu saya baca di antara deretan buku-buku yang saya miliki.
Sayapun sedang tidak menginginkan buku apa-apa. Dalam masa
puasa belanja buku ini saya berharap Allah memberikan petunjuk melalui buku
yang isinya benar-benar saya butuhkan dalam hidup. Tidak disangka doa saya
terjawab melalui buku yang dikirimkan oleh ketua KLIP. Oh iya buku ini adalah
hasil karya mbak Erna sendiri. Saya jadi merasa tersanjung dan berharga.
Apalagi di halaman depan dibubuhi pesan dan tanda tangan dari penulis.
Hmmmm....
Novel Kupilih Jalan Terindah Hidupku
Jujur. Saya cukup lama menimbang untuk membaca buku ini.
Rasanya ada pergulatan antara logika dan hasrat. Tentu hati saya menghasrati
untuk membaca buku baru, tapi bagaimana dengan hak buku-buku lain yang sudah
melambai-lamabai dari tepi rak buku?
Lalu saya bolak-balik membaca satu buku dan menyimpannya
lagi kemudian melirik buku ini. Setelah saya tepiskan pikiran tersebut, saya
pun mengambil buku lainnya dan mengulang kisah yang sama dalam beberapa hari.
Mungkin beginilah yang namanya takdir. Akhirnya saya
menyerah dan mulai membaca satu demi satu kata dalam novel Kupilih Jalan Terindah
Hidupku ini. Mata serta pikiran saya tidak bisa lepas darinya. Seakan Ia
meminta untuk diselesaikan dalam waktu singkat.
Baik, kita langsung saja ya mengulas tentang buku ini agar
daya tariknya tidak hanya mengikat saya saja hehe...
Judul buku : Kupilih Jalan Terindah Hidupku
Penulis : Ernawati Nadhifa
Tahun Terbit : 2018
Penerbit : Metagraf
Jenis buku : Novel
Jumlah Halaman :
211 halaman
Bercerita tentang seorang ibu muda bernama Mia yang sedang
mengalami kegamangan memilih jalan hidup antara karir dan keluarga. Satu
persatu permasalahan dalam rumah tangganya terus bermunculan hingga menimbulkan
konflik. Tak hanya dengan suaminya, Mia mengalami masalah yang pelik dengan
anak-anak serta keluarga besarnya.
Di sisi lain, kerja kerasnya kini semakin membuahkan hasil.
Ia dipromosikan untuk menjadi seorang manajer di perusahaan tempatnya bekerja.
Tentu dengan tawaran gaji, tunjangan serta fasilitas yang selama ini Mia
impikan.
Dengan penuh pertimbangan akhirnya Mia memutuskan untuk resign
dari perusahaan. Rendy, suami Mia, sempat berkali-kali meminta Mia
mempertimbangkan kembali keputusannya. Walaupun Ia menginginkan Mia untuk bisa
menjalankan perannya sebagai ibu dan istri secara utuh, namun Rendy sendiri sejak
awal menganggumi Mia yang cerdas dan aktif.
Memiliki istri dengan karir cemerlang juga memberi
kebahagiaan bagi Rendy. Selain itu penghasilan Mia juga sangat membantu dalam
menjaga stabilitas ekonomi keluarga. Tapi apa yang bisa Ia lakukan jika Mia
sudah yakin dan menyatakan siap untuk menerima segala konsekuensinya?
Mia adalah Kita
Kini Mia memasuki babak baru dalam hidupnya. Tak ada lagi
ngopi-ngopi cantik selepas jam kantor. Pun tak ada lagi uang dingin untuk
membeli barang-barang branded seperti yang biasa Ia lakukan. Yang ada
saat ini adalah Ia dengan dua balitanya yang selalu bersemangat sepanjang hari
hingga membuat Mia pucat pasi.
Belum selesai satu tantangan yang Ia hadapi, sudah muncul
lagi tantangan-tantangan baru lainnya. Semua kekacauan ini membuatnya
bertanya-tanya harus memulai dari mana? Segala upaya yang Ia coba selalu gagal
baik di matanya, di mata kedua anaknya dan juga di mata Rendy. Mia mengalami post
power syndrome.
Mia adalah saya. Mia adalah gambaran dari jutaan ibu di
dunia ini. Mia adalah kita.
Namun Mia beruntung. Ia mampu merelasikan semua ilmu yang ia
dapatkan saat duduk di bangku perkuliahan dengan realita hidup yang Ia alami
sekarang. Pengalamannya sebagai Supervisor HRD juga memberi banyak input bagi perjalanannya dalam
menemukan solusi.
Saat kita berjalan, Allah kemudian akan membukakan
pintu-pintu hikmah dan menunjukan jalan bagi kita. Itulah yang Mia alami. Bukan
menyalahkan keadaan dan juga menyalahkan sikap endy yang tidak menjadi support
system dalam perubahannya, Mia justru bangkit dan menemukan jalannya
sendiri. Waktu mempertemukan Ia dengan seorang teman yang membantunya menata
prioritas hidup hingga akhirnya Mia menjadi seorang Ibu Rumah Tangga yang
Berdaya.
Gudang Ilmu Rumah Tangga
Walaupun disajikan dalam bentuk cerita, namun novel Kupilih
Jalan Terindah Hidupku ini sarat akan ilmu manajerial rumah tangga. Tapi
seperti yang kita ketahui bahwa segala tips apapun di dunia ini tidak akan
memberikan manfaat besar keculai setelah kita memiliki fondasi yang kuat.
Itulah yang disampaikan penulis dalam buku ini.
Penulis mengajak kita menguraikan benang kusut yang dihadapi
oleh para Ibu rumah tangga melalui sosok Mia. Kita akan melihat lebih dalam
lagi tentang kebutuhan serta kondisi diri dan keluarga, dan kemudian
menyelesaikannya satu persatu seakan kita membuat peta perjalanan kita sendiri.
Setelah hal itu selesai, kini penulis akan mengurai
permasalahan demi permasalahan seperti tips menghilangkan mental block saat
berhadapan dengan setrikaan yang relate sekali dengan kehidupan para ibu rumah
tangga. Membaca buku ini, saya seperti sedang mengulang perkuliahan di kelas
Bunda Cekatan di Institut Ibu Profesional.
Penutup
Novel Kupilih Jalan Terindah Hidupku menceritakan tentang
perjuangan seorang wanita dalam menyandang peran sebagai ibu dan juga istri.
Dari buku ini saya mengingat kembali bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga
bukan berarti menggantungkan mimpi-mimpi untuk menjadi insan yang bermanfaat.
Mia mengajak kita bertransformasi dari seorang yang dulunya merasa kalah dan
tertinggal, kemudian menjadi perempuan yang percaya diri dan berdaya.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar